Sementara itu, Wakil Bupati Kuningan, Tuti Andriani, menguatkan pernyataan tersebut, menekankan bahwa kebersihan sungai berkaitan langsung dengan kualitas hidup masyarakat. “Sungai adalah sumber kehidupan. Menjaga kebersihannya berarti menjaga masa depan kita bersama,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa perbaikan lingkungan tidak dapat bergantung pada pemerintah semata. “Ini tanggung jawab kolektif. Pemerintah, komunitas, dan warga harus bersinergi,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Kuningan, Beni Prihayatno, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang ikut terlibat. Menurutnya, partisipasi luas dalam kegiatan Prokasih menunjukkan bahwa kepedulian terhadap alam dapat menjadi gerakan bersama, bukan sekadar agenda seremoni. Warga Desa Ancaran dan komunitas pecinta lingkungan yang turut bergabung, menjadikan aksi itu semacam gotong royong lintas kelompok yang ideal.
“Kami berharap Sungai Surakatiga bisa kembali menjadi ruang ekologi yang bersih dan asri,” ujar Beni.
Aksi Prokasih di Sungai Surakatiga ini menjadi pengingat yang urgent bahwa kebersihan lingkungan bukan isu yang bisa ditunda. Di tengah meningkatnya beban pencemaran akibat sampah rumah tangga, kegiatan semacam ini setidaknya menjadi langkah kecil untuk memulihkan aliran sungai. Lebih dari itu, ia memuat pesan moral bahwa menjaga sungai merupakan investasi jangka panjang bagi keberlanjutan Kabupaten Kuningan yang selama ini dikenal asri. (ali)
