Aspirasi serupa juga disuarakan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kuningan. Mereka menilai demokrasi telah diciderai oleh segelintir elite yang ingin membajak konstitusi demi kepentingan kelompok.
Menanggapi tuntutan itu, Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy menyatakan dukungannya terhadap perjuangan mahasiswa.
“Negara ini memang sedang tidak baik-baik saja. Saya yakin teman-teman mahasiswa membawa suara rakyat. Keputusan MK harus dikawal,” kata Nuzul.
Namun pernyataan Ketua DPRD tidak cukup meredakan ketegangan. Massa kecewa karena seluruh peserta aksi tak diizinkan masuk gedung, hanya 10 orang perwakilan yang diperbolehkan berdialog.
“Kami nyatakan mosi tidak percaya kepada DPRD Kuningan. Aksi selanjutnya akan lebih besar,” ujar salah satu orator dengan pengeras suara.
Meski sempat memanas, massa akhirnya membubarkan diri secara tertib dengan berjalan kaki. Polisi sempat menawarkan kendaraan untuk mengantar mahasiswa kembali ke kampus, namun mereka menolak dan memilih berjalan kaki seperti saat berangkat. (ali)