Cikalpedia
Terbaru

Dimangsa Hewan Liar, Perjuangan Lima Tahun Atok Pupus

Kondisi Kambing Korban Hewan Liar Hantara

KUNINGAN,- Lima tahun lebih berjibaku merumput untuk kambing tetapi berakhir tragis baru saja dialami Adi alias Atok (40) warga Blok Kaliwon RT13 RW03 Desa Bunigeulis, Hantara. Tiga dombanya tak tertolong pasca dimangsa hewan liar, yang diduga macan tutul, Jumat (25/7).

Sebelum peristiwa getir itu terjadi, Adi justru menyempatkan berkunjung ke Desa Margabakti. Ia bersama warga lainnya ingin memastikan kabar tentang kambing yang kembali dimangsa hewan liar di desa tetangganya itu.

Sebagai Linmas di desanya, Ia ingin mencari informasi yang akurat tentang kronologi dan penyebab kenapa peristiwa itu kembali, bahkan terus-terusan terjadi. Ia berharap, informasi yang tepat bisa menjadi bekal untuk disampaikan kepada warganya, supaya bisa menghindari ancaman serupa yang menghantui selama berbulan-bulan itu.

Maklum, peristiwa kambing yang dimangsa hewan liar di sekitaran kaki hutan yang memanjang dari Hantara, Ciniru, Selajambe dan sekitarnya itu bukan kali pertama terjadi. Cikalpedia mendata, ada sekitar 22 kambing warga yang mati dimangsa hewan liar selama Maret sampai Juli tahun ini.

Belum ada solusi konkrit. Hewan liar yang diduga macan belum bisa diamankan. Alih-alih ditangkap, mendengarnya saja warga sudah ketakutan. Ada rencana mau diburu, tetapi takut terjerat pelanggaran hukum tentang hewan yang dilindungi.

Sementara, kejadian itu sangat mengganggu ketenangan warga, terutama yang menyimpan hewan ternaknya di kandang yang tersebar di masing-masing sawah dan ladang di sekitar kaki pegunungan tersebut. Bagi warga setempat, berladang dan memelihara ternak mernjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ternak menjadi simpanan yang bisa membantu menyambung setiap jengkal kebutuhan hidup.

“Malamnya mengecek ke Margabakti karena ada info kambing dimangsa hewan. Eh, besok paginya Ia sendiri yang justru menjadi korban. Tiga kambingnya mati semua, seperti diterkam hewan liar,” tutur Ahmad Sasmita (36) saudara Adi, Sabtu (26/7).

Baca Juga :  MUI Kuningan Soroti Kasus Asusila di Rumah Makan

Adi merupakan seorang ayah dari tiga anaknya. Anak yang paling kecil masih sekolah tingkat menengah, yang kedua sedang kuliah, dan anak pertama baru saja lulus kuliah. Memelihara kambing, meski paparon, merupakan alternatif, jika suatu waktu butuh uang mendadak untuk pendidikan anaknya.

“Selain ke sawah, sehari-harinya kerja malen, buruh ngangkut kayu. Dan di desa tercatat sebagai Linmas,” tutur Ahmad.

Tiga kambing yang dimangsa hewan tersebut diperkirakan senilai Rp.9 jutaan. Angka yang sangat besar bagi rakyat biasa, apalagi untuk mencapai itu memburuhkan waktu bertahun-tahun. Karena musibah itu, ia kehilangan tiga hal, harapan, ketenangan, dan keamanan.

“Belum ada solusi sampai saat ini,” pungkas Ahmad. (Ceng)

Related posts

Ribuan Warga Kuningan Gelar Aksi Solidaritas dan Doa Bersama untuk Palestina, Terkumpul Dana Rp60 Juta Lebih

Cikal

Langgar Aturan, Bupati Kuningan Segel Reklame Ilegal di Trotoar

Cikal

Saran Kepala UPT Damkar Supaya King Kobra Tidak Masuk Rumah

Ceng Pandi

Leave a Comment