“Banyak hal yang harus diantisipasi di malam tahun baru nanti, terutama ketertiban masyarakat. Jangan sampai malam tersebut diisi hiburan yang berlebihan dan identik dengan poya-poya dan urakan,” tuturnya.
Seperti malam tahun baru pada umumnya, lanjut dia, malam tersebut menjadi momen spesial anak muda untuk melakukan aktivitas yang identik atau cenderung negatif. Bahkan sudah menjadi rahasia umum, pergantian tahun itu diisi pesta minuman keras atau pergaulan bebas.
“Kalaupun tidak bisa melarang total prihal penomena itu, pemerintah harus mempersempit atau meminimalisir ruang tersebut,” tuturnya.
Pihaknya juga meminta Pemkab Kuningan untuk menyelesaikan persoalan Kuningan yang masih sangat kompleks dan penting untuk diselesaikan. Kemudian, jika memiliki peluang sponsor utama yang sangat suport untuk Kuningan, alangkah baiknya dialokasikan untuk kegiatan yang tidak mengundang poya-poya atau hiburan berlebihan.
“Lebih baik, menurut kami, fokus terhadap solusi untuk memecahkan PR Kuningan yang masih banyak,” tegasnya.
Sebagai solusi dalam mengantisipasi kekhawatiran yang terjadi pada perayaan malam tahun baru, Iqbal menyarankan, Pemkab Kuningan sebaiknya menggelar kegiatan yang mendukung visi agamis atau visi lain yang terangkum dalam akronim Melesat.
”Ya menurut kami, solusinya lebih baik menggelar acara-acara yang sifatnya pemberdayaan, pembangunan karakter, dan akhlak mulia, terutama untuk anak muda. Akhir tahun harus dijadikan ajang refleksi dan evaluasi diri, supaya tahun berikutnya bisa lebih baik,” tuturnya. (Icu)
