Pameran produk UMKM dan pentas seni turut mewarnai acara. Berbagai produk unggulan lokal — dari olahan pangan, kerajinan tangan, hingga hasil pertanian organik — ditampilkan. Semuanya dikurasi dan dikemas dalam pendekatan digital agar menjangkau pasar yang lebih luas.
Arah Baru Pembangunan Desa
Dalam sambutannya, Acep menyebut Kuningan saat ini tak lagi memiliki desa tertinggal. Dari total 361 desa dan kelurahan, semuanya telah masuk kategori berkembang, maju, atau mandiri. Target selanjutnya, kata Acep, adalah mendorong percepatan desa maju menjadi desa mandiri lewat intervensi kolaboratif lintas sektor.
“Untuk itu, kita butuh kerja bersama, gotong royong semua elemen. Pemerintah tidak bisa sendiri. Dunia usaha, perbankan, dan masyarakat harus ikut membangun,” tegas Acep.
Acara ini juga dihadiri berbagai pejabat strategis dari OJK, Bank Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan, Dinas PMD, Disporapar, dan perwakilan Forkopimcam Pasawahan. Kehadiran mereka menegaskan bahwa Desa Kaduela — dengan semua potensinya — tengah diarahkan menjadi model desa digital inklusif dan berdaya saing di Kabupaten Kuningan.
Dengan langkah ini, Desa Kaduela tak hanya dikenal lewat panorama alamnya, tapi juga karena terobosannya dalam mengintegrasikan pariwisata, UMKM, perlindungan sosial, dan literasi keuangan — dalam satu panggung digital yang dirancang untuk menjangkau dunia.