Cikalpedia
Sosok

Hoegeng, Nasi Garam, dan Pesan Kejujuran di HUT RI ke-80

foto: Istimewa

KUNINGAN – “Selesaikan tugas dengan kejujuran, kita masih bisa makan nasi dengan garam.” Kalimat sederhana itu diangkat kembali oleh mantan Ketua GMNI Kuningan, Uha Juhana, sebagai renungan di peringatan HUT RI ke-80, Sabtu (16/8/2025).

Pesan tersebut pernah diucapkan Jenderal Hoegeng, Kapolri yang dikenal sebagai simbol integritas dan keberanian melawan korupsi. “Kalimat itu mengguncang nurani. Ia mengingatkan bahwa harga diri dan kejujuran jauh lebih berharga daripada kekayaan yang didapat dengan cara kotor,” kata Uha.

Menurutnya, kejujuran adalah prinsip, bukan pilihan. “Bahkan kalau cuma makan nasi dan garam, asalkan hati tenang dan tugas dijalankan dengan benar, itu lebih mulia daripada hidup mewah tapi penuh tipu daya,” ujarnya.

Uha menyebut pesan Hoegeng relevan di tengah maraknya jalan pintas dan kompromi nilai demi keuntungan pribadi. “Lebih baik sederhana tapi terhormat, daripada kaya tapi hina,” tegasnya.

Bagi Uha, Hoegeng bukan hanya mantan Kapolri, tetapi teladan langka yang menolak suap, menolak dibengkokkan, dan menolak hidup di atas dusta. “Kemerdekaan sejati dimulai dari kemerdekaan hati, bebas dari korupsi, kebohongan, dan pengkhianatan amanah,” ujarnya. (ali)

Baca Juga :  Sekolah di Kuningan Terapkan 'Lockdown HP': Siswa Melanggar Terancam Skorsing

Related posts

10.001 Bendera Merah Putih Menghiasi Gedung Linggarjati

Ceng Pandi

Pabrik Tempe di Babakanjati Ludes Terbakar, Kerugian Capai 66 Juta

Alvaro

Bela Negara Versi Prabowo Dibacakan di Kuningan, Ini Isinya

Cikal

Leave a Comment