Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin, menegaskan, Muhammadiyah senantiasa konsisten berkontribusi diberbagai bidang, termasuk di bidang pertanian. Menurutnya, dengan hadirnya JATAM di Kuningan diharapkan menjadi motor penggerak untuk ekonomi di bidang pertanian.
”Pengembangan Jama’ah Tani Muhammadiyah ini dilakukan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir. Pada sisi hulu, Muhammadiyah mendorong penguatan teknologi budidaya pertanian, sementara pada sisi tengah dilakukan penguatan kelembagaan petani melalui Jatam. Adapun pada sisi hilir, MPM memperluas jejaring pasar dan kemitraan, termasuk rintisan ekspor,” ujarnya.
Menurutnya, ubi jalar yang dipanen hari itu meliputi dua varietas, yaitu varietas Cilembu dan varietas Naruto yang berasal dari Jepang. Jenis kedua itu saat ini sedang dikembangkan di Kabupaten Kuningan untuk memperkaya varian umbi yang sudah banyak berkembang.
Yamin juga mengakui, tantangan yang akan dihadapi oleh petani ke depan berhubungan dengan teknis dan peluanh pemasaran. Dibutuhkan upaya strategis supaya petani bisa menikmati hasil produksinya dan berakhir pada peningkatan kesejahteraan.
”Semoga Universitas Muhammadiyah Kuningan bisa menjadi mitra strategis dalam pendampingan budidaya, penguatan kelembagaan petani, hingga pengembangan jejaring produksi,” harapnya.
Sementara itu, Sekertaris Umum PP Muhammadiyah yang juga Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah,Abdul Mu’ti, menekankan pentingnya mengubah persepsi masyarakat terhadap petani dan pertanian. Menurutnya, masih terdapat stigma bahwa petani identik dengan keterbelakangan pendidikan, kemiskinan, dan profesi yang kurang bergengsi.
“Tantangan besar pertanian kita adalah regenerasi petani. Sebagian besar petani kita berusia di atas 50 tahun dan banyak yang bukan pemilik lahan. Karena itu, regenerasi petani harus menjadi bagian dari gerakan kebudayaan berbasis pendidikan,” ujarnya.
Abdul Mu’ti yang mengaku sebagai anak petani menerangkan bahwa Indonesia merupakan negara agraris harus mampu memanfaatkan sumber daya alam dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di tempat yang sama, Bupati Kuningan, Dr. Dian Rachmat Yanuar, mengapresiasi peran Muhammadiyah dalam mendorong kemandirian dan kesejahteraan petani di Kabupaten Kuningan. Ia menilai keberadaan Jama’ah Tani Muhammadiyah sejalan dengan arah pembangunan daerah yang menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu pilar utama ekonomi masyarakat.
“Pemerintah Kabupaten Kuningan sangat mendukung penguatan kelembagaan petani seperti Jama’ah Tani Muhammadiyah. Ini sejalan dengan visi kami dalam membangun pertanian yang berkelanjutan, berdaya saing, dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Dian.
Dian juga berharap kolaborasi antara pemerintah daerah, Muhammadiyah, perguruan tinggi, dan pelaku usaha dapat terus diperkuat agar produk pertanian Kuningan, termasuk ubi jalar, memiliki nilai tambah dan akses pasar yang lebih luas.
Senada dengan itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Kuningan, Dadan Rahmatun Ramdhan, menyatakan bahwa Jama’ah Tani Muhammadiyah merupakan wujud nyata dakwah Muhammadiyah yang menyentuh langsung kebutuhan umat.
“Dakwah Muhammadiyah tidak hanya dilakukan melalui mimbar, tetapi juga melalui pemberdayaan ekonomi dan penguatan kemandirian umat. Jama’ah Tani Muhammadiyah menjadi sarana dakwah yang membumi dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap program Jatam di Kabupaten Kuningan dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun sinergi antara dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi berbasis pertanian. (Icu)
