“Kami harapkan kejadian seperti itu tidak lagi terjadi ke depannya,” tegas Dasco.
Ia menyebut bahwa BGN telah membentuk tim supervisi untuk mengawasi kualitas makanan, distribusi, serta sistem pembayaran dari penyedia MBG. Namun insiden di Kuningan ini justru terjadi setelah langkah korektif itu diumumkan.
Kejadian di Kuningan memperkuat kekhawatiran publik bahwa pengawasan terhadap pelaksanaan program MBG belum berjalan optimal, terutama di tingkat lokal.
“Program ini bagus untuk perbaikan gizi anak-anak, tapi implementasinya sangat rentan kalau tidak diawasi ketat,” ujar seorang warga yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan dari pihak BGN, Dinas Kesehatan, maupun penyedia MBG di Cilimus mengenai penyebab pasti insiden ini.
Kesehatan anak-anak harus menjadi prioritas utama. Jika pengawasan tidak diperketat, kredibilitas dan manfaat program nasional seperti MBG bisa tergerus oleh kesalahan yang sebenarnya bisa dicegah. (Beng)