Kepala Desa Sangkanurip mengungkapkan bahwa sinergi antara pemerintah desa, pengelola wisata Sangkanurip Alami, dan Pemkab Kuningan menjadi fondasi utama keberhasilan konservasi. “Kami belajar dari banyaknya bencana di luar daerah akibat kerusakan alam. Karena itu, di sini kami sangat ketat menjaga kawasan konservasi air, bahkan tidak ada yang berani menebang pohon sembarangan,” ujarnya.
Baginya, upaya pelestarian ikan dewa bukan sebatas menjaga fauna langka, tetapi menjaga keberlanjutan hidup ratusan keluarga yang menggantungkan kesehariannya pada sumber mata air Kebon Balong.
Benih ikan dewa yang ditebar berasal dari Pemalang, Jawa Tengah, daerah yang dikenal memiliki pembudidaya ikan dewa dengan kualitas genetik baik. Pemkab Kuningan berharap populasi yang ditebar ini dapat beradaptasi cepat dengan karakteristik air Kebon Balong. Jika berhasil berkembang biak, ikan dewa tidak hanya menjadi kekayaan ekologis, tetapi juga sumber edukasi bagi masyarakat dan pelajar mengenai pentingnya menjaga sumber air.
Kegiatan penebaran ikan ini menjadi bagian dari strategi konservasi jangka panjang Pemkab Kuningan yang menempatkan perlindungan sumber daya alam sebagai prioritas pembangunan. “Pelestarian tidak bisa dilakukan setengah hati. Alam memberi hidup, sehingga sudah sewajarnya kita mengembalikan kehidupan kepadanya,” tutup Dian. (ali)
