Yusup mencontohkan, dana CSR tersebut bisa dialihkan untuk membangun rumah tidak layak huni, memberikan beasiswa bagi pelajar berprestasi, menyediakan fasilitas air bersih di daerah kekeringan, atau mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi anak muda Kuningan. “Kegiatan semacam itu akan meninggalkan jejak manfaat yang lebih panjang bagi masyarakat,” tambahnya.
MPK menegaskan tidak menolak hiburan publik, namun berharap hiburan yang digelar juga mampu “menghibur kehidupan rakyat,” bukan hanya pandangan para pejabat yang duduk di kursi empuk di depan panggung.
“Ke depan, kami akan terus mengawal agar setiap bentuk CSR dan kegiatan publik di Kuningan benar-benar berpihak pada rakyat. Jangan sampai semangat berbagi justru terjebak dalam kemasan pencitraan,” tegas Yusup menutup pernyataannya. (ali)
