KUNINGAN – Jurkamnas Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Oktafiandi, kembali menggelar Training of Trainer (ToT) bagi ratusan relawan Baraya Kang Okta (BKO) di Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan ini menjadi titik konsolidasi penting menjelang Pemilu 2024, khususnya untuk memperkuat barisan relawan di daerah yang dikenal sebagai kandang Banteng.
Acara yang dihadiri langsung oleh mantan Bupati Kuningan Acep Purnama, aktivis GMNI sekaligus anggota DPRD Kuningan Rana Suparman, serta caleg DPRD Provinsi Jabar Ika Siti Rahmatika, berlangsung dalam suasana penuh semangat meski cuaca tidak bersahabat.
Fokus pada Kedaulatan Pangan dan Lahan Petani
Dalam arahannya, Oktafiandi menekankan bahwa pasangan Ganjar-Mahfud memiliki komitmen kuat terhadap kedaulatan pangan nasional.
“Visi-misi Ganjar-Mahfud jelas, ingin menjamin ketersediaan pangan dalam negeri yang aman, murah, berkualitas, dan berbasis kearifan lokal. Desa Mandiri Pangan akan menjadi prioritas,” ujar Okta.
Tak hanya itu, ia juga menyebut salah satu program unggulan Ganjar-Mahfud adalah menghentikan alih fungsi lahan. Lahan subur akan dikembalikan untuk petani kecil dan buruh tani sebagai bentuk keadilan agraria yang berkelanjutan.
Kawal Suara, Lawan Intimidasi
Okta mengingatkan para relawan agar tidak lengah dan siap mengawal suara Ganjar-Mahfud hingga ke tempat pemungutan suara (TPS). Ia mengajak semua pihak untuk berani melawan intimidasi.
“Jangan takut hanya karena ditakut-takuti. Ini mirip seperti 2014 saat kita menangkan Jokowi, semua lembaga survei meremehkan, tapi rakyat membuktikan sebaliknya,” tegasnya.
Mahfud Mundur, Simbol Integritas
Oktafiandi juga menyoroti keputusan Prof. Mahfud MD mundur dari Kabinet Jokowi sebagai langkah bermartabat yang menunjukkan integritas.
“Langkah Prof Mahfud adalah sinyal bahwa demokrasi harus dijaga. Masyarakat sangat menghargai sikap tegas ini,” ucap Okta.
Rana Suparman: Demokrasi Harus Dilawan Jika Dibajak
Aktivis reformasi sekaligus anggota DPRD Kuningan Rana Suparman menyebut bahwa demokrasi Indonesia saat ini sedang mengalami kemunduran.
“Hari ini hukum seolah dibajak untuk kepentingan kekuasaan. Ini mirip zaman Orde Baru. Maka hanya satu kata: lawan!” ujar Rana lantang.
Ia juga mengecam praktik politik uang dan pencitraan kosong.
“Pemimpin bukan sekadar joget gemoy atau tebar bansos. Pemimpin sejati punya visi jelas dan keberpihakan pada wong cilik. Dan itu ada pada Ganjar-Mahfud,” katanya.
Acep Purnama: Waktunya PDIP Menang Hattrick
Mantan Bupati Kuningan Acep Purnama mengajak seluruh kader untuk tetap tegak lurus terhadap arahan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
“Dulu banyak yang remehkan kita, tapi sejarah membuktikan kita bisa menang dua kali. Tak tertutup kemungkinan menang tiga kali. Kuncinya satu: solid!” ucap Acep.
Perempuan Harus Ambil Peran
Caleg DPRD Provinsi Jawa Barat dari PDIP, Ika Siti Rahmatika, juga menyuarakan pentingnya peran politik perempuan.
“Perempuan jangan hanya jadi penonton. Ayo ambil peran! Politik bukan hanya urusan laki-laki,” kata Ika.
Acara ditutup dengan peneguhan komitmen para relawan untuk terus bergerak hingga hari pemungutan suara. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua PAC PDIP Kadugede Elah Hayati dan Ketua TMP Kuningan Alan Suwgiri. (ali)
