KUNINGAN – Sebanyak 38 putra-putri terbaik dari berbagai SMA, SMK, dan MA di Kabupaten Kuningan resmi terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2025. Mereka akan mengibarkan dan menurunkan bendera Merah Putih pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus mendatang.
Plt Kepala Kesbangpol Kuningan, Dr. carlan, S.Pd, M.MPd menyampaikan proses panjang rekrutmen dimulai sejak sosialisasi pada 23 Februari 2025, diikuti sekitar 300 pelajar. Pendaftaran dilakukan secara daring pada 24 Februari hingga 10 Maret dengan total 225 pendaftar. Seleksi tahap pertama pada 19 Maret menyaring 137 peserta, lalu seleksi tahap kedua pada 19–20 April memilih 38 siswa terbaik.
“Dari jumlah itu, 36 siswa akan bertugas di tingkat kabupaten, sementara dua orang, Khaikal Adzril Yakin dari SMAN 1 Kadugede dan Nova Rislia Nazwa Wijaya dari SMAN 1 Ciawigebang akan mengemban tugas di tingkat Provinsi Jawa Barat,” ujar Elon sapaan akrab Carlan.
Pelatihan Paskibraka Kuningan, disebutkan Elon, tak hanya fokus pada baris-berbaris. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2022 tentang Program Paskibraka, anggota juga dibina sebagai calon pemimpin bangsa berkarakter Pancasila. Materi pelatihan mencakup pembelajaran ideologi Pancasila, wawasan kebangsaan, kepemimpinan, hingga pengasuhan untuk membentuk pribadi tangguh dan mandiri.
Setelah pendidikan di Bumi Perkemahan Palutungan pada 27–29 Juni, anggota Paskibraka menjalani latihan intensif sejak Juli, termasuk latihan gabungan bersama TNI dan Polri. Pemusatan pendidikan dan latihan (Pusdiklat) dimulai 12 Agustus hingga 18 Agustus di Wisma Permata. Pengukuhan akan digelar 16 Agustus di Pendopo Kabupaten Kuningan.
Elon mengatakan seluruh proses pembentukan Paskibraka dibiayai dari APBD 2025. “Kami berharap mereka menjadi kader pemimpin masa depan yang unggul secara fisik, mental, dan memiliki pemahaman kuat terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Tahun ini, kegiatan dirancang dengan konsep Desa Bahagia, lingkungan pelatihan yang disulap menyerupai sebuah desa lengkap dengan struktur rukun warga.