KUNINGAN — Di Balai Desa Pajambon, Kecamatan Kramatmulya, beberapa warga lanjut usia tampak mengantre menunggu giliran, dan sisanya menumpuk di meja pendaftaran. Hari itu, Desa Pajambon berbeda dari biasanya partai politik turun tangan mengobati rakyat, bukan sekedar menjanjikan.
Dalam rangkaian peringatan Bulan Bung Karno, DPD dan DPC PDI Perjuangan bersama Baguna Jawa Barat menggelar bakti sosial pengobatan gratis. Tak main-main, tiga dokter, empat bidan, dan beberapa perawat diterjunkan. Obat-obatan datang langsung dari DPD PDIP Jabar. Semuanya gratis.
“Alhamdulillah, ini bentuk nyata kehadiran PDI Perjuangan di tengah-tengah masyarakat,” kata Hj. Ika Siti Rahmatika, SE, Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kesehatan DPD PDIP Jawa Barat, di lokasi kegiatan. Rabu (23/7/2025)
Ika menyebut kegiatan ini bukan sekedar perayaan Bulan Bung Karno, melainkan bagian dari gerakan nyata. Dan kegiatan serupa telah dilakukan di sembilan kota/kabupaten lainnya di Jawa Barat. “Kuningan adalah titik ke-10 dari 27 kabupaten/kota yang sudah dan akan kita datangi. Kami ingin menunjukkan konsistensi partai dalam pelayanan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Tak sedikit warga yang memanfaatkan momentum ini untuk berkonsultasi langsung dengan dokter. Selain pengobatan umum, tim medis juga melayani tensi darah, cek gula, hingga konsultasi gizi. Warga yang datang pun tak hanya dari Pajambon, tapi juga dari desa tetangga.
“Obat-obatan sekarang mahal. Bisa berobat gratis seperti ini sangat membantu,” kata salah satu warga.
Sementara itu, Pengurus DPC PDI Perjuangan Kuningan, M. Ridho Suganda, politisi muda PDIP Kuningan yang turut hadir, kegiatan ini adalah implementasi nilai-nilai yang diwariskan Bung Karno. Ia menolak anggapan bahwa kerja partai hanya muncul menjelang pemilu. “Inilah bukti bahwa PDIP bukan hanya hadir saat butuh suara. Kami ingin tertawa dan menangis bersama rakyat, seperti pesan Ibu Ketua Umum,” katanya.
Ridho menyebut seluruh anggota Fraksi PDIP dari berbagai daerah pemilihan di Kabupaten Kuningan diminta untuk terlibat. “Kita semua turun ke lokasi. Bukan hanya menyapa, tapi juga membantu logistik, registrasi, bahkan ikut mengarahkan warga. Ini kerja kolektif,” tambahnya.
PDIP, kata Ridho, memahami betul tantangan kesehatan di akar rumput. “Sekarang obat tidak hanya mahal. Maka partai hadir menjawab itu,” ujarnya.
Di luar kerumunan warga, terlihat anggota DPRD dari Fraksi PDIP berdiskusi dengan warga maupun perangkat desa. Namun suasana tidak terasa politis secara mencolok lebih seperti kegiatan layanan sosial dengan balutan simbol ideologis.
Kegiatan semacam ini sebenarnya bukan hal baru bagi PDIP. Partai ini sejak lama mengembangkan apa yang disebut sebagai “politik pelayanan”, di mana interaksi dengan rakyat tidak berhenti pada pencoblosan lima tahunan. Namun, di tengah polarisasi politik, skeptisisme publik terhadap partai kerap tinggi. Maka aksi nyata seperti ini menjadi penting. (ali)
