KUNINGAN – Mantan Ketua PAC PDI Perjuangan, Runaedi, angkat suara soal dinamika pencalonan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kuningan. Ia menyentil arah dukungan yang diberikan partainya terhadap Lena Herlina, yang kini digadang-gadang maju sebagai kandidat ketua KONI.
Menurut Runaedi, manuver tersebut menimbulkan tanda tanya besar. Pasalnya, Ridho yang juga kader PDI Perjuangan sebelumnya memilih mundur dari jabatan Ketua KONI. Namun kini, dorongan kepada Lena yang juga berasal dari lingkungan politik yang sama justru dinilai kontraproduktif terhadap alasan mundurnya Ridho.
“Kalau sekarang partai mendorong Lena, secara tidak langsung itu mengakui bahwa Lena lebih hebat dari Ridho. Jadi, buat apa kemarin Ridho mundur?” ujar Runaedi
Ia menilai, kontestasi Ketua KONI telah berubah haluan. Bukan lagi berbasis pada rekam jejak olahraga atau kepemimpinan di sektor pembinaan atlet, tapi justru digiring pada arah transaksional politik.
“Ini yang saya bilang, kalau semua diseret ke ranah politis, organisasi olahraga tidak akan pernah maju. KONI itu tempatnya pembinaan atlet, bukan tempat kompromi kekuasaan,” ucapnya.
Meski tak menyebut nama secara gamblang, Runaedi memberi isyarat bahwa dinamika internal PDI Perjuangan kini turut menentukan arah masa depan KONI.
“Semestinya partai mendorong orang yang memang punya dedikasi dan pengalaman di olahraga, bukan sekadar punya kekuatan politik,” katanya.
Diketahui, Lena Herlina resmi mendaftar sebagai calon Ketua KONI Kuningan dengan diantar langsung jajaran Fraksi PDI Perjuangan. Kehadirannya memantik spekulasi tentang campur tangan politik dalam bursa pencalonan. (Red)
