Ia mengutip pepatah, gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak, lemah cai kudu dijaga (gunung tak boleh dihancurkan, lembah tak boleh dirusak, tanah dan air harus dijaga). Pesan yang, menurutnya, kian relevan di tengah krisis ekologi. Aliran Sungai Cisanggarung pun ia sebut sebagai cermin kerendahan hati “Mengalir dari atas ke bawah, mengajarkan manusia untuk handap ashor, tunduk pada alam dan Tuhan.”
Sejak berdiri pada 2009, BIPP menjadi wadah kolektif antar-pangauban yang mempraktikkan Pantajala, pengelolaan wilayah berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) berkelanjutan. Dian berharap semangat itu mengalir seperti sungai, menembus batas daerah, dan menginspirasi siapa saja yang ingin membangun lingkungan serta budaya secara berkesinambungan. (ali)