Antusiasme peserta tampak mencolok. Pelajar aktif bertanya, berdiskusi, hingga memaparkan contoh konkret praktik demokrasi di lingkungan sekolah mulai dari musyawarah kelas, pemilihan ketua OSIS, pemilihan pengurus ekstrakurikuler, hingga pelibatan siswa dalam aksi sosial. Banyak dari mereka mengaku baru memahami bahwa kegiatan sederhana di sekolah mereka ternyata merupakan bentuk nyata dari proses demokrasi.
Materi mengenai generasi muda sebagai pelopor demokrasi juga dianggap penting untuk membangun kesadaran bahwa masa depan demokrasi Indonesia berada di tangan mereka. Melalui pemahaman mengenai proses pemilihan umum, peserta diharapkan tidak mudah terpancing berita bohong, tidak apatis, dan mau terlibat aktif dalam perkembangan demokrasi daerah.
Program “DPRD Mengabdi dalam Pendidikan Demokrasi” ini dinilai sebagai langkah penting untuk mendukung pembangunan daerah yang inklusif. Dengan mendidik pelajar menjadi warga negara yang mandiri, kritis, dan bertanggung jawab, DPRD Jabar berharap dapat melahirkan barisan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang dalam berdemokrasi.
Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti bahwa pendidikan politik tidak harus selalu berlangsung di ruang formal pemerintahan. Ia bisa hadir di sekolah-sekolah, tumbuh dari diskusi sederhana, dan membentuk karakter bangsa sejak dini.
Jika program ini konsisten dilakukan, bukan tidak mungkin sekolah-sekolah seperti SMKN 1 Rancah akan melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang berintegritas dan berpikiran maju.
“Di tangan generasi muda, demokrasi Indonesia menemukan harapan terbesarnya,” tutup Ika, mengirimkan pesan optimisme bahwa investasi politik terbaik adalah investasi pada kesadaran generasi penerus. (ali)
