Cikalpedia
”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s
Opini

Tauhid sebagai Orientasi Hidup dan Tata Kelola Hutan Berkelanjutan

Sandy

Akibatnya, seperti istilah usang orang tua di kampung, alam pun marah jika tidak dihormati. Kalimat sederhana ini terverifikasi dengan apa yang terjadi di Aceh dan Sumatera. Sawah terendam banjir, rumah tertimbun longsor, fasilitas umum diterjang badai, karena lereng tak lagi punya akar untuk menahan tanah.

Padahal, jika setiap keputusan tentang alam dirancang dengan orientasi ketuhanan, entah itu membuang sampah, membuka lahan, atau pembangunan-pembangunan lainnya, maka alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk manusia. Kehidupan manusia akan aman, damai, dan selamat, seperti makna umum yang dinisbahkan pada istilah al-Islam, agama yang diridhai Allah Swt.

Syahdan, menjaga alam adalah bentuk ketaatan kepada-Nya. Ketaatan mewujudkan keamanan, harapan, dan hak hidup secara berkelanjutan. Tindakan dan kebijakan tentangnya menjadi ibadah. Sebaliknya, merusak atau mengekploitasinya adalah bentuk kemungkaran. Penomena bencana kali ini harus mengembalikan orientasi manusia pada akar kehidupan, Tauhid, termasuk dalam pengelolaan hutan. Tauhid mengajak manusia kembali merendah, kembali sadar, dan kembali sayang kepada bumi yang Allah titipkan. Jika kita merawatnya dengan cinta, maka alam pun akan merawat manusia.

Atau, jika di Aceh ada hutan kemukiman dan panglima laut yang mengatur kapan laut boleh dilayari dan kapan harus dibiarkan tenang, dan di Sumatera ada berbagai aturan adat yang mengatur hutan, sungai, dan tanah, maka hidupkanlah kearifan itu. Semua itu berpijak pada nilai bahwa alam bukan objek, tetapi sahabat kehidupan.

Tauhid, adat, dan sains lingkungan tidak bertentangan. Ketiganya saling menguatkan.  Bencana di Sumatera dan Aceh bukan sekadar tragedi alam, melainkan cermin orientasi kehidupan manusia. Cermin yang menunjukkan bahwa kita sering perhitungan dalam beribadah, tapi boros ketika menggunakan alam, khusyuk saat berdoa, tapi lalai saat membuang sampah ke sungai. ||

Baca Juga :  Kumpulkan Donasi di CFD, Aktivis Suarakan Kerusakan Lereng Ciremai

Penulis: Sandy, Aktivis HMI Kuningan

Related posts

Amih Tuti Hadiri Milangkala Desa Cisantana ke-45

Alvaro

Air Mata Ika di Hari Pencoblosan

Cikal

Anggota DPR RI Satu Ini Puji Bhayangkara Linggar Run Mampu ‘Bangkitkan’ Kuningan

Cikal

Leave a Comment