Cikalpedia
Bengpri

TMMD ke-125 Dimulai di Kuningan: Saat TNI, Warga, dan Alam Bersatu Membangun Desa

Kuningan — Mentari pagi menyelinap pelan di antara perbukitan Desa Sindangjawa, Kecamatan Kadugede. Lapangan bola sederhana di tengah desa mendadak riuh oleh barisan pasukan, perangkat upacara, pelajar berseragam, hingga tokoh masyarakat.

Hari ini, Rabu, 23 Juli 2025, menjadi penanda dimulainya sebuah kolaborasi besar: Pembukaan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 Tingkat Nasional di wilayah Kodim 0615/Kuningan.

Ini bukan sekadar seremoni militer. Ini adalah panggilan persatuan. Antara TNI, pemerintah, dan masyarakat, semuanya berkumpul, bersatu demi satu tujuan: membangun desa, membangun negeri dari pinggiran.

Satu Barisan, Banyak Wajah
Dari deretan tamu kehormatan, tampak Danrem 063/SGJ Kolonel Inf Hista Soleh Harahap, Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, hingga perwakilan dari berbagai Kodim di Jawa Barat dan unsur Forkopimda lainnya. Semua berdiri dalam kesederhanaan upacara yang sarat makna.

Sebanyak 118 personel TNI-Polri, didukung 150 orang dari instansi sipil, mahasiswa, pelajar, hingga ormas, menjadi bagian dari kekuatan pembuka. Mereka tidak hanya menjadi saksi, tapi juga pelaku sejarah dari program yang sudah berjalan sejak 1980-an ini.

“TMMD bukan hanya membangun infrastruktur, tapi membangun semangat kebersamaan. Ini wujud nyata pengabdian kepada rakyat,” kata Bupati Kuningan dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan warga.

Lebih dari Sekadar Jalan dan Bangunan
TMMD ke-125 ini akan berlangsung selama 40 hari ke depan. Kegiatan fisik yang direncanakan mencakup pembangunan jalan sepanjang 1.300 meter, pengeboran air bersih di 5 titik, pemasangan lampu penerangan jalan, hingga perbaikan 5 rumah tidak layak huni. Di luar itu, akan digelar pula kegiatan non-fisik seperti penyuluhan, edukasi kebangsaan, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Namun lebih dari sekadar angka dan proyek, yang terbangun adalah hubungan. Antara prajurit dan petani. Antara mahasiswa dan nenek-nenek penjaja sayur. Antara anak-anak sekolah dan pemimpin daerah yang biasanya hanya mereka lihat di televisi.

Baca Juga :  Proton FC Duduki Puncak Klasemen Grup E Pada Liga Nusantara, Usai Melewati 3 Pertandingan Tak Terkalahkan

Gotong Royong, DNA Bangsa
“TMMD lahir dari semangat gotong royong,” tegas Bupati. “Ini bukan sekadar tugas pemerintah atau militer. Ini kerja bersama. Dan ketika semua pihak bersatu, pembangunan bukan hanya cepat, tapi juga mengakar.”

Semangat itu tampak nyata saat penyematan tanda peserta dilakukan. Satu persatu simbol kerja kolaboratif itu diberikan, sebagai tanda bahwa perjuangan sudah dimulai. Langkah pertama telah diambil.

“Apa yang dilakukan hari ini akan dikenang puluhan tahun ke depan,” ujar Kolonel Hista Soleh Harahap.

“Ketika jalan-jalan itu nanti dilalui anak-anak sekolah, ketika air bersih mengalir di rumah-rumah warga, di situlah nilai TMMD sebenarnya.”

Akhir yang Baru Dimulai
Usai upacara, semilir angin membawa doa-doa yang baru saja dipanjatkan. Warga mulai kembali ke ladang, pasukan mulai bergerak ke titik kerja, dan anak-anak desa melambaikan tangan ke barisan tentara.

TMMD ke-125 bukan hanya tentang membangun jalan. Tapi membangun harapan. Membangun konektivitas antar manusia. Membangun masa depan dari desa kecil yang tak pernah kehilangan semangatnya.

Dan dari sinilah, di Sindangjawa, cerita besar itu dimulai. (Beng)

Related posts

Jatuh Tertimpa Tangga, ASN Disdikbud Alami KDRT dan Ancaman Sanksi

Ceng Pandi

Buka Turnamen Sepak Bola U-18 Bupati Cup, Lucky Hakim Janji Akan Perbaiki Sarana Stadion Tridaya

Cikal

Ulang Tahun ke-17 Gerindra, Rokhmat Ardiyan Sampaikan Pesan Prabowo

Cikal

Leave a Comment