KUNINGAN – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kuningan, Kang Yaya, mengungkap fakta mengejutkan tentang kondisi infrastruktur pendidikan di daerahnya. Dalam rapat kerja dengan Dinas Pendidikan dan kunjungan lapangan, ditemukan bahwa sekitar 80 persen bangunan sekolah dalam kondisi memprihatinkan dan tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
“Informasi yang kami terima dari Dinas Pendidikan memang menunjukkan bahwa banyak bangunan sekolah rusak parah. Kondisinya sangat tidak layak dan memprihatinkan,” ujar Yaya, Rabu (18/12), didampingi anggota Komisi IV lainnya, Satria Rizki Utama dan Nurcholis Mauludin Syah.
Menurut Yaya, mayoritas bangunan yang rusak merupakan bangunan lama. Meskipun beberapa sekolah telah menerima bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat, jumlahnya belum mampu mengimbangi skala kerusakan.
“Perbaikan memang ada, tapi belum cukup. APBD Kuningan tidak akan mampu menutup kebutuhan anggaran yang sangat besar. Kita butuh sinergi dengan pemerintah pusat dan provinsi,” tegasnya.
Yaya berharap bupati dan wakil bupati terpilih yang akan dilantik Februari 2025 dapat menjadikan perbaikan sarana pendidikan sebagai prioritas utama. Ia optimistis, dengan latar belakang pendidikan bupati terpilih yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan, persoalan ini bisa ditangani serius.
Yaya menambahkan bahwa buruknya infrastruktur sekolah turut berdampak pada rendahnya Rata Lama Sekolah (RLS) di Kuningan, yang saat ini masih berada di angka 7,8 tahun.
“Kalau bangunan sekolah nyaman, kegiatan belajar akan lebih efektif. Ini akan berdampak positif pada RLS kita. Jangan sampai generasi kita tumbuh dalam lingkungan belajar yang tidak layak,” ujarnya.
Ia pun menegaskan, masalah ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut.
“Jika ingin pendidikan Kuningan maju, kita harus mulai dari infrastruktur. Jangan biarkan anak-anak belajar di gedung yang hampir roboh,” tandas Yaya. (ali)
