KUNINGAN – Suhu politik menjelang Pilkada Kabupaten Kuningan 2024 terus memanas. Sejumlah isu sensitive, mulai dari kekerasan terhadap penyelenggara pemilu, gagal bayar, hingga tudingan penggunaan narkoba, berseliweran di ruang publik dan media sosial.
Menanggapi maraknya kampanye negatif antar pasangan calon, Juru Bicara Paslon nomor urut satu, Dian-Tuti, Ilham Ramdhani, menilai bahwa serangan politik semacam itu adalah hal lumrah dalam kontestasi elektoral.
“Dalam politik, isu saling menjatuhkan sudah menjadi rutinitas. Tidak ada asap kalau tidak ada api. Kadang benar, kadang ditambah-tambahkan, bahkan ada yang sepenuhnya hoaks,” kata Ilham, Sabtu (19/10).
Ilham, yang juga menjabat Wakil Ketua DPD Golkar Kuningan dan mantan Staf Khusus Menteri Pendidikan, mengaku tidak hanya mencatat isu yang menyerang paslonnya, namun juga memetakan semua black campaign yang diarahkan ke seluruh calon.
“Saya buat daftar semua isu, karena bisa jadi itu bahan evaluasi penting. Jika kelak Pak Dian dan Bu Tuti diberi amanah, daftar ini akan jadi peta masalah yang harus dibenahi,” ujarnya.
Salah satu isu yang menjadi perhatian Ilham adalah tudingan terkait keterlibatan narkoba. Terlepas dari benar atau tidaknya, menurutnya isu tersebut menunjukkan bahwa peredaran narkoba mungkin sudah menyentuh ruang-ruang vital, termasuk pemerintahan.
“Kita harus lebih tegas terhadap peredaran narkoba di Kuningan. Jangan sampai ada pembiaran, apalagi jika sudah masuk ke ranah kekuasaan,” tegas Ilham.
Terkait isu gagal bayar di Pemda Kuningan, Ilham justru menyayangkan perdebatan yang hanya berfokus pada siapa yang paling bersalah, bukan bagaimana menyelesaikan persoalannya.
“Saya masih ingat, almarhum Pak Acep saat masih menjabat Bupati, memanggil saya dan seorang komisaris BUMD untuk membantu mencarikan solusi atas gagal bayar. Beliau tidak mencari kambing hitam, tapi solusi,” kenang Ilham.
Ia menegaskan bahwa semangat almarhum Acep Purnama yang dikenal dekat dengan rakyat dan mau mendengar kritik harus menjadi teladan dalam membangun Kuningan ke depan.
“Pak Dian dan Bu Tuti menyerap semangat almarhum. Kami akan lebih masif berkonsolidasi dengan masyarakat dan tokoh-tokoh Kuningan yang memiliki visi sama: Kuningan yang lebih baik, Kuningan Melesat,” tandas Ilham. (ali)
