Selama kondisi ini belum diperbaiki, Surat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dipastikan tidak dapat diterbitkan.
Di tengah penertiban ini, Kadinkes menduga keras adanya lubang kompetensi di setiap dapur. Dari sekitar 104 hingga 109 dapur MBG di Kuningan, dr. Edi Martono menduga tidak satu pun memiliki tenaga ahli gizi yang memenuhi syarat.
Ahli gizi adalah elemen wajib untuk perencanaan menu, pengawasan kualitas, dan keamanan pangan. Minimnya lulusan dan pilihan karier yang lebih menarik di fasilitas kesehatan lainnya membuat dapur MBG sulit memenuhi kebutuhan tenaga kompeten.
Sementara itu, di tengah pengetatan pengawasan, muncul isu adanya biaya sebesar 15 juta untuk penerbitan SLHS. Kadinkes Edi Martono menegaskan bahwa tuduhan pungutan ini tidak berdasar.
“Tidak ada pungutan. Dinkes tidak memiliki kewenangan memungut retribusi,” tegasnya.
Biaya yang mungkin timbul berasal dari pelatihan SPPG oleh HAKLI (sekitar 3,7 juta rupiah), biaya sertifikat (sekitar 50 ribu rupiah), dan biaya laboratorium sesuai jenis sampel yang diuji. Selain itu, tidak ada pungutan lain terkait SLHS.
Setelah Satgas terbentuk, Kadinkes mengakui kolaborasi antara Dinkes dan SPPI (penanggung jawab dapur) mulai berjalan. Ia menilai para pelaksana memiliki “niat baik” tetapi tidak memahami regulasi pemerintahan dan standar keamanan pangan.
Oleh karena itu, Dinkes berencana memperketat pembinaan dan pengawasan melalui pelatihan untuk penjamah makanan, pemeriksaan kesehatan berkala, inspeksi lapangan rutin, dan penetapan standar dapur setara dapur rumah sakit.
Edi mengaku, Dinkes juga memiliki kewenangan memberikan teguran hingga tiga kali. Jika pelaksana tidak memenuhi standar setelah teguran terakhir, Satgas dapat mengusulkan penutupan dapur kepada Bupati.
“Kami ingin program ini berhasil, tapi tidak boleh mengabaikan keamanan pangan,” tegas Kadinkes Edi.
Di balik ompreng makanan yang dibagikan, terdapat sistem pengawasan yang masih bekerja keras. MBG membawa manfaat, namun tanpa pemenuhan standar, program sebesar ini berisiko menghasilkan masalah kesehatan yang tidak terkendali. Pekerjaan penertiban baru dimulai, dan tantangan terbesar adalah membangun sistem dapur yang betul-betul layak. (ali)
