“Ketika perempuan berdaya, keluarga sejahtera, dan Kuningan akan semakin melesat,” tegasnya.
Salah satu momen paling mengharukan dan progresif adalah peresmian Sentra Cipta Mandiri (SCM) dan peluncuran Batik Ciprat Tambakbaya. Karya ini istimewa karena dibuat oleh penyandang disabilitas mental dari Shelter Workshop Peduli Desa Tambakbaya. Inisiatif ini menjadi simbol kuat inklusi sosial dan pemberdayaan kelompok rentan.
Terkesan dengan keindahan dan filosofi di balik batik tersebut, Bupati Dian Rachmat Yanuar bahkan memberikan nama motif baru, “Batik Ciprat Jamuju,” terinspirasi dari pohon endemik Gunung Ciremai. Bupati Dian menandatangani komitmen agar Batik Ciprat Jamuju dapat menjadi salah satu seragam wajib bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kuningan, sebuah langkah konkret untuk mendukung ekonomi inklusif.
Puncak keharuan lainnya terjadi ketika Bupati Dian mengisahkan dedikasi Khodijah, S.Pd.I., kader terbaik TP PKK yang telah mengabdi puluhan tahun. Khodijah diganjar penghargaan “Adhi Bhakti Utama” tingkat Provinsi Jawa Barat, berhak atas hadiah ibadah umrah, serta tambahan uang saku senilai 10 juta dari Pemerintah Kabupaten Kuningan.
Acara ditutup meriah oleh penampilan duo MC kondang, Ki Daus dan Ceu Popon, yang memandu pemotongan tumpeng dan penampilan seni dari siswa-siswa berprestasi. Soliditas yang ditunjukkan oleh PKK dan DWP Kuningan melalui peringatan gabungan ini menjadi fondasi penting dalam menyongsong masa depan daerah yang lebih berdaya, inklusif, dan siap mencapai visi Indonesia Emas 2045. (Ali)
