KUNINGAN – Lembaga Survei Centra Informasi Masyarakat Madani (CIMM) merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan pasangan Dian Rachmat Yanuar – Tuti Andriani (Dirahmati) melesat unggul dalam elektabilitas dibandingkan dua pasangan lainnya pada kontestasi Pilkada Kuningan 2024.
Dalam survei yang dilakukan pada 29 Agustus hingga 4 September 2024, pasangan Dian–Tuti mencatat elektabilitas sebesar 31,5 persen, disusul Ridho Suganda – Kamdan dengan 27,8 persen, dan Yanuar Prihatin – Udin Kusnedi sebesar 24,9 persen.
Adapun dari sisi popularitas, pasangan Yanuar–Udin mencatat skor tertinggi sebesar 79,9 persen, diikuti Ridho–Kamdan 69,3 persen, dan Dian–Tuti 74,4 persen.
Direktur CIMM, Syahrul Zakki, mengatakan survei ini menggunakan metode multi-stage random sampling dengan jumlah responden 2.395 orang, dilakukan melalui wawancara tatap muka. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen, dengan margin of error 2,6 persen.
“Survei bisa salah, tapi tidak boleh berbohong. Karena kalau berbohong, itu bukan survei, tapi propaganda,” ujar Zakki saat merilis hasil survei.
Ia menjelaskan, tren elektabilitas menunjukkan Paslon Dian–Tuti mengalami pertumbuhan signifikan, sementara dua pasangan lainnya mengalami stagnasi dalam beberapa bulan terakhir.
Sebagai perbandingan, pada survei sebelumnya yang digelar 25–29 Juni 2024, elektabilitas individu calon masih terpencar: Dian Rachmat Yanuar 16,9 persen, Ridho Suganda 16,5 persen, dan Yanuar Prihatin 10,4 persen. Sementara calon lainnya seperti Thony Indra Gunawan dan Kamdan masing-masing memperoleh 7,1 persen dan 2,1 persen.
Zakki menilai kenaikan elektabilitas pasangan Dirahmati didorong oleh dukungan partai-partai besar yang memiliki irisan kuat dengan pemilih.
“Kalau tren ini bertahan di survei-survei berikutnya, bukan tidak mungkin Paslon Dian–Tuti menuju puncak,” kata dia.
CIMM juga mencatat bahwa kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) ikut menjadi perhatian dalam survei. Zakki menyebut ASN di Kuningan tergolong “melek politik”, dan cenderung memiliki pembacaan tajam terhadap peta kekuatan kandidat.
“ASN bisa membaca arah angin politik. Itu modal besar bagi siapa pun yang ingin menang secara realistis,” pungkasnya. (ali)
